BakoelWeb Indonesia
, JAKARTA — Banjir parah yang mengenai sejumlah wilayah pemukiman di Kota Jambi dikatakan sebagai hasil dari manajemen SDA yang tidak tepat.
Direktur Walhi Jambi Abdullah menyebut bahwa banjir yang melanda pemukiman penduduk di berbagai bagian kota disebabkan oleh manajemen sumber daya alam yang sembarangan atau keliru dan tak sesuai dengan prinsip-prinsip pengaturan lingkungan hidup.
Beberapa minggu belakangan ini, sejumlah wilayah pemukiman penduduk di Kota Jambi digenangi banjir dengan kedalaman mencapai separuh meter. Hal tersebut menyebabkan rumah-rumah warga terendam karena intensitas hujan yang sangat tinggi berlangsung selama lebih dari satu jam.
Jalan Sumatera-Jambi Sudah Dapat Digunakan Kembali Setelah Banjir Minggu Lalu
Belum termasuk pula bahaya bencana lainnya yang dapat mengancam sewaktu-waktu akibat manajemen sumber daya alam yang buruk serta pelanggaran aturan dalam menjaga lingkungan hidup.
“Banjir yang berlangsung pada masa curah hujan tinggi sebelum Hari Raya Idul Fitri serta pada hari-H itu disebabkan oleh kurang baiknya perancangan pembangunan yang tak mengakui pentingnya faktor lingkungan,” katanya seperti dilaporkan.
Antara
, Rabu (2/4/2025).
:
Padat Tidak Sepenuhnya, Arus Mudik di Rute Palembang-Jambi Macet dan Lancar Sesuai Harapan
Saluran air yang kurang memadai serta pertumbuhan bangunan tanpa dukungan fasilitas penunjang cukup sudah mengakibatkan musibah kebanjiran di kota tersebut yang selalu berulang.
Pemda perlu bergerak dengan sigap serta melakukan penilaian ulang terhadap proyek-proyek konstruksi skala besar, misalnya Jambi Bisnis Center (JBC), untuk mencegah kerugian bagi penduduk setempat maupun ekosistem sekitar.
:
Perjalanan Mudik Lancar! Pertamina Siapkan SPBU Bergerak di Rute Palembang-Jambi
“Sebab masalah ini selalu kembali saat intensitas hujan bertambah, akibatnya adalah banjir yang mengenai rumah-rumah penduduk. Oleh karena itu, konstruksi seharusnya diiringi dengan peningkatan sistem Drainase yang cukup,” jelas Abdullah.
Selanjutnya, air perlu mengalir secara bebas tanpa hambatan, tentu saja setelah mempertimbangkan aspek teknis serta melakukan analisis menyeluruh yang semestinya mencakup pemeriksaan rinci sebelumnya.
“Jangan sampai usai insiden ini Anda hanya fokus pada penyesalan dan mencari-cari kesalahan, tetapi luangkan waktu untuk membuka dan menganalisis dokumen AMDAL. Area resapan air sebaiknya tak diubah lagi menjadi tempat seperti mal atau kompleks perumahan serta hal-hal lain semacam itu. Saatnya mulai mempertimbangkan pengembangan yang ramah lingkungan,” ucapnya.
Recent Comments