BAKOELWEB INDONESIA


,


Jakarta




Bank Indonesia (BI)
secara resmi menghormati pemberhentian tiga pegawai berpangkat Asisten Gubernur yang dilantik menjadi komisaris tersebut.
Himpunan Bank Negara (Himbara)
Penghentian itu ditetapkan saat rapat dewan gubernur Bank Indonesia pada hari Kamis, tanggal 27 Maret 2025.


Tiga pejabat yang dimaksud adalah sebagai berikut: Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Edi Susianto; Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI, Donny Hutabarat; serta Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Sumber Daya Manusia BI, Ida Nuryanti. Lalu, bagaimana profil dari tiga tokoh penting ini di Bank Indonesia?


Edi Susianto


Menurut situs web resmi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Edi melanjutkan studinya ke jenjang Magister dalam bidang Ekonomi dan Keuangan di Universitas Loughborough, Inggris. Saat ini, dia telah dipilih menjadi Komisaris Independen untuk BRI dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang diselenggarakan di Menara Brilian, Jakarta, pada hari Senin, tanggal 24 Maret 2025.


Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) yang diposting pada situs web Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Edi memiliki total aset senilai Rp 16.165.197.256 per tanggal 1 Maret 2024. Jumlah tersebut mencakup properti dengan nilai Rp 7.031.878.221, kendaraan bermotor seharga Rp 1.790.900.000, serta dana tunai dan ekivalennya sebanyak Rp 7.756.324.454.


Pada LHKPN miliknya, Edi menyebutkan bahwa ia memiliki empat lahan dengan total luasan antara 180 hingga 245 meter persegi yang terletak di Tangerang Selatan dan Sleman. Ia juga mempunyai koleksi empat buah kendaraan, yakni Honda CR-V Jeep tahun 2011 bernilai sekitar Rp 240 juta, Honda Scoopy tahun 2021 berharga Rp 15 juta, Toyota Minibus tahun 2021 senilai Rp 1,2 miliar, serta Honda City HB 1.5L RS CVT tahun 2022 dengan harga Rp 335,9 juta.


Donny Hutabarat


Berdasarkan informasi yang diperoleh dari website PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, Donny meraih gelar Sarjana (S1) dalam bidang Manajemen dari Universitas Kristen Indonesia. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya untuk memperoleh gelar Magister (S2) konsentrasi Manajemen Risiko di Universitas Indonesia (UI).


Di Bank Indonesia (BI), ia pernah menjabat sebagai Kepala Grup Operasi dari tahun 2017 hingga 2019, serta Kepala Perwakilan BI di London untuk periode yang sama. Sejak awal tahun 2020, ia mengemban tugas sebagai kepala departemen pengembangan pasar keuangan. Saat ini, posisi terbarunya adalah Komisaris BI sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemeriksaan Tahun Buku 2024 yang diselenggarakan pada 26 Maret 2025.


Berdasarkan data yang tersedia di Sistem Laporan Harta Keuangan Publik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada tanggal 14 Maret 2024, Donny dilaporkan memiliki total aset senilai Rp 23.938.199.087. Jumlah tersebut mencakup tanah dan bangunan dengan nilai Rp 8.520.000.000, kendaraan bermotor sebesar Rp 2.560.000.000, barang-barang pribadi lainnya untuk angka Rp 1.130.000.000, instrumen investasi atau efek senilai Rp 22.287.460.000, uang tunai dan ekivalennya yaitu Rp 1.435.183.224, harta tambahan bernilai Rp 754.000.000, ditambah beban hutang sebanyak Rp 12.748.444.137.


Donny mempunyai empat lahan baik tanah maupun properti yang mencakup area total 33-290 meter persegi di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Ia juga dikenal sebagai pemilik kolektor dari empat kendaraan, yaitu sebuah sepeda lipat Brompton tahun 2019 dengan nilai Rp 10 juta, mobil Toyota SUV tahun 2020 berharga Rp 600 juta, mobil Mercedes E300 tahun 2022 bernilai Rp 1,2 miliar, serta BMW X5 tahun 2018 senilai Rp 750 juta.


Ida Nuryanti


Ida Nuryanti berhasil mendapatkan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Sebelas Maret (UNS) serta Meraih Master dalam Manajemen di PPM School of Management yang berlokasi di Jakarta. Saat ini dia telah dipilih sebagai Komisaris Independen di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau disingkat BTN.


Di Bank Indonesia, Ida pernah menjabat sebagai Analis Hukum di Direktorat Hukum dari tahun 1993 hingga 1998, kemudian menjadi Analis Madya di Tim Pengaturan Sistem Pembayaran antara tahun 1998 sampai dengan 2008. Selanjutnya ia dipromosikan ke posisi Ketua Tim Perizinan dan Informasi dalam bidang Sistem Pembayaran pada periode 2009-2011, lalu mengemban tugas sebagai Ketua Tim Pengaturan Sistem Pembayaran mulai 2012 sampai 2013. Sejak tahun tersebut, dia telah memegang jabatan sebagai Kepala Grup Pengawasan Sistem Pembayaran dan PVA.


Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negri (LHKPN) yang tertera di situs web Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dinyatakan bahwa Ida memiliki total aset senilai Rp 30.949.426.583 per tanggal 12 Februari 2024. Jumlah tersebut berasal dari properti dengan nilai Rp 16.880.000.000, kendaraan berharga Rp 975.000.000, uang tunai atau setara kas sejumlah Rp 14.410.541.178, ditambah dengan adanya hutang sebesar Rp 1.316.114.595.


Pada LHKPN-nya, Ida menyebutkan kepemilikannya terhadap delapan lahan atau properti yang mencakup luasan antara 30 hingga 1.203 meter persegi di berbagai lokasi seperti Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Depok, dan Boyolali. Selain itu, dia juga mengaku mempunyai empat buah kendaraan yaitu sepeda motor Kawasaki Ninja tahun 2014 dengan nilai Rp 15 juta, mobil Honda Jeep tahun 2021 bernilai Rp 380 juta, Honda hatchback tahun 2021 senilai Rp 280 juta, serta Honda All New City tahun 2022 dengan hargaRp 300 juta.


Dinda Shabrina


bersumbang dalam penyusunan artikel ini.


Bagaimana Pendapat Ahli dan Ekonom Tentang Struktur Kepengurusan Danatama?