SLO NUSANTARA


,


Jakarta




Pemimpin Utama Pusat Muhammadiyah
Busyro Muqoddas
meminta Jaksa Agung
Sanitiar Burhanuddin
membuktikan pembongkaran kasus korupsi
Pertamina
tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik. Pemberitaan tentang skandal korupsi tersebut dikritik sebagai hanya alasan untuk perubahan pemain di industri minyak yang dicurigai melibatkan pihak dekat dengan Istana.


“Saya memberikan nasihat kecil kepada Bapak Jaksa Agung beserta timnya khususnya mereka yang Muslim, marilah selama dua hari ini kita benar-benar memperkuat hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa agar dapat mengungkap sejelas-jelasnya pelaku dibalik kasus ini,” ungkap Busyro saat menjadi pembicara pada diskusi online yang diselenggarakan oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah, Jum’at, 28 Maret 2025.


Busyro menjelaskan bahwa masyarakat berhak mengetahui identitas orang-orang yang terkait dengan dugaan skandal suap di Pertamina. Ini disebabkan oleh kutipan dari sebuah laporan majalah



Tempo



Edisi 16 Maret 2025, orang tersebut menyebut bahwa dibalik penyelidikan kasus ini terdapat dugaan kuat adanya motif politis yang mencemarkan nama beberapa pihak dalam lingkar Istana.


“Bila hal ini tak tepat, maka tersedia peluang bagi Pak Burhanudin sebagai Jaksa Agung beserta timnya untuk membuktikannya jika memang demikian adanya. Namun bila ternyata benar, lalu apa yang harus dilakukan?” ungkap mantan Ketua KPK tersebut.


Dengan empat dekade berpengalaman di bidang kepolisian, Busyro menyebutkan bahwa penyelidikan kasus Pertamina sesungguhnya tak terlalu rumit. Yang dibutuhkan adalah partisipasi aktif masyarakat umum, termasuk mahasiswa serta organisasi non-pemerintah, untuk secara bersama-sama membuat analisis ilmiah yang objektif dan bebas bias tentang perkara tersebut.


“Terutama kepada Bapak Jaksa Agung yang saya hormati, ini adalah sebuah nasihat. Sebagaimana kita sama-sama beriman, sudah menjadi kewajiban untuk memberikan nasihat. Menasihati dengan cara yang sopan. Tidak ada tujuan lain,” jelas Busro.


Majalah



Tempo



Edisi 16 Maret 2025 membuka informasi bahwa penyelidikan kasus suap di Pertamina mungkin hanya sebagai taktik perombakan para pelaku utama industri minyak. Keempat individu yang memiliki pengetahuan mendalam tentang dugaan skandal korupsi ini menjelaskan bahwa investigasi tersebut dapat memunculkan pergantian aktor baru dalam sektor migas nasional. Ketika ditanya secara terpisah, mereka semua merujuk kepada satu tokoh kunci yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih posisi dari pihak lama; yakni Hashim Djojohadikusumo, kakak dari Presiden Prabowo Subianto.


Hashim, yang saat ini bertugas sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Urusan Iklim dan Energi, sesungguhnya tidak menjadi orang asing di industri minyak. Pada tahun 1997, melalui perusahaan miliknya bernama Nations Energy Co Ltd, Hashim telah membeli lapangan minyak di Kazakhstan. Namun, dia belum memiliki jejaring di dalam negeri.


Fajar Pebrianto


bersumbang dalam penyusunan artikel ini.


Bagaimana Pendapat Ahli dan Ekonom Tentang Susunan Kepengurusan DanaTanjung?