BAKOELWEB ID

– Pengalaman masa kecil membentuk kita dengan cara yang seringkali baru benar-benar dipahami secara menyeluruh di kemudian hari sepanjang hayat.

Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan kurang terawasi sampai sering dilupakan bisa menimbulkan efek jangka panjang serta membentuk karakter tertentu ketika sudah menjadi orang dewasa.

Fitur-fitur ini mungkin terlihat lembut tetapi kuat, sebab biasanya timbul dari rasa tidak berarti yang telah tertanam di dalam diri.

Berikut lima ciri orang yang sudah dewasa ketika berkembang di lingkungan terisolasi sejak kecil, sesuai dengan informasi dari situs web Geediting.


1. Mudah peka

Bertumbuh di lingkungan yang minim perhatian umumnya menjadikan Anda sangat peka terhadap tindak-tanduk serta respons orang sekitar. Hal ini bisa berfungsi sebagai benteng jika Anda berhasil memprediksi keperluan ataupun respon mereka, kemungkinan besar Anda dapat menghindari ditolakkannya diri Anda atau pengabaian tambahan.

Kesadaran yang lebih tinggi ini bisa menjadikan Anda seorang pendengar serta penyedia simpati yang efektif, sehingga memudahkan Anda untuk mengenali perasaan orang lain. Sifat seperti itu sangat berguna dalam berbagai aspek hidup, terutama ketika keterampilan emosional dipandang penting dalam pergaulan maupun pekerjaan.

Akan tetapi, terdapat aspek negatifnya pula. Bisa jadi Anda sangat mempedomani penilaian orang lain, atau mengalami kesulitan dalam menyikapi kritikan.


2. Kemandirian yang kuat

Fitur umum pada individu yang dibesarkan tanpa perhatian cukup cenderung memiliki sikap mandiri yang tinggi. Menurut para psikolog, terdapat pola yang signifikan antara pengalaman traumatis dan peningkatan sifat independen ini.

Seringkali, seseorang yang dilemahkan oleh pengabaian emosi akan mulai merawat dirinya sendiri sejak kecil tanpa menuntut pertolongan ataupun perhatian dari pihak lain. Ini terbentuk saat individu tersebut sering menjumpai kondisi dimana mereka tak bisa mengandalkan siapa pun untuk mendapatkan dukungan maupun bantuan; justru karena itu, mereka belajar untuk lebih mempercayakan diri kepada kemampuan mereka sendiri saja.

Perasaan mandiri ini bisa mendorong kepemilikan atas diri sendiri serta ketahanan. Tetapi di sisi lain, hal tersebut juga berpotensi menyebabkan enggan minta pertolongan meski diperlukan, ataupun kesulitan dalam menjalin ikatan emosional dan kerjasama dengan oranglain.


3. Membutuhkan validasi

Saat Anda berkembang dalam lingkungan yang minim pengawasan, tidak heran bila nantinya Anda akan membentuk kebutuhan mendalam untuk adanya penerimaan. Hal ini tak berarti mencari sorotan atau apresiasi semata-mata, tetapi lebih kepada harapan terlihat, didengarkan, serta dinilai secara positif.

Banyak kali, seseorang yang merasa diabaikan selama masa pertumbuhan pribadi bisa mengalami kesulitan dalam hal harga diri. Mereka cenderung secara kontinu mencari pengakuan dan persetujuan dari orang lain sebagai cara untuk membuktkan nilai diri mereka sendiri.

Walau dorongan untuk memenuhi keperluan pengakuan ini bisa membuat seseorang meraih prestasi luar biasa, namun hal tersebut pun berpotensi menimbulkan sikap ingin selalu disukai orang lain atau bergantung pada apresiasi dari pihak luar.


4. Perfeksionis

Beberapa karakteristik tambahan yang sering kali muncul pada orang yang dibesarkan tanpa perhatian cukup adalah sifat perfeksionis. Hal ini tidak hanya melibatkan penentuan standar tinggi atau usaha maksimal, namun justru merupakan dorongan kuat untuk selalu mencapai kesempurnaan dalam segala hal.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa perfeksionisme umumnya dipicu oleh ketakutan akan kegagalan, merasa kurang bernilai, harga diri yang rendah, serta pengalaman negatif saat masih anak-anak.

Ini bisa menyebabkan pola negatif dengan menetapkan harapan yang sangat tinggi dan tak masuk akal, disusul oleh rasa kegagalan serta penyalahgunaan kritikan kepada diri sendiri ketika harapan-harapan itu tidak tercapai.


5. Berkeinginan untuk lebih menghargai perasaan orang lain

Salah satu karakteristik terpenting dari individu yang telah mengalami pertumbuhan tanpa cukup pengawasan adalah dorongan kuat mereka untuk memastikan bahwa orang lain tak akan pernah merasakan penderitaan serupa.

Studi menyatakan bahwa ada individu yang merasakan tantangan dalam membentuk karakter khusus tentang rasa cinta dan belaian. Bagi mereka yang berkembang dengan sensasi ketidakterlihatan, mereka paham betul apa artinya dilupakan, sehingga mereka bekerja keras untuk mengenali, memberikan penghargaan, serta mendorong orang lain disekitar mereka.

Mereka bekerja ekstra untuk memastikan bahwa setiap individu merasa diperhatikan dan dipahami, baik dengan menghafalkan rincian kecil, bertanya kabar tentang sahabatnya, atau memberi bantuan tanpa perlu dia minta. Kebersihan hati mereka tak sekadar tampil di luar, melainkan berkembang dari pengertian mendalam akan penderitaan yang dirasakan seseorang ketika ia merasa tidak ada harganya.

Banyak kali, tingkah laku tersebut adalah upaya untuk mengatasi trauma dari masa kanak-kanaknya. Melalui pemberian penghargaan yang selama diinginkan kepada orang lain, mereka membentuk ikatan serta kedekatan emosi yang kurang dirasakan sewaktu masih anak-anak.

Meskipun cenderung ini adalah suatu kelebihan yang luar biasa, perlu dipastikan bahwa mereka jangan sampai melupakan keperluan diri mereka sendiri agar terlihat dan dibalas dengan penghargaan.