BAKOELWEB ID
,
Jakarta
–
Lebaran
Menjadikan moment khusus bagi tiap Muslim untuk bermaaf-memaafkan, menguatkan ikatan persaudaraan, dan meningkatkan tali silaturahmi. Salah satu adat Jawa yang terpelihara hingga hari raya Idul Fitri ini disebut sungkeman.
Menurut informasi yang diambil dari situs web Nahdlatul Ulama (NU), kebiasaan tersebut merupakan hal yang penting.
sungkeman
Merupakan ungkapan hormat dan kebersyukuran seorang anak terhadap orang tua atau kerabat yang lebih senior. Di dalam tradisi Jawa, tindakan ini dijalankan sebagai bukti kesetiaan dan apresiasi atas dukungan serta arahan dari orang tua mulai bayi sampai menjadi dewasa.
Ritual sungkem umumnya dilaksanakan dengan posisi anak yang bersujud atau jongkok menghadap kepada orangtua ataupun tokoh senior dalam keluarga, kemudian merangkul dan mengecup telapak tangan mereka sebagai ungkapan rasa hormat. Sementara itu, sang anak juga meminta ampun untuk semua kesalahan yang sempat ia perbuat, entah sengaja maupun tanpa disadari.
Permintaan pengampunan dalam adat sungkem menunjukkan perbedaan yang signifikan antara satu wilayah dengan lainnya. Di bawah ini terdapat tiga ungkapan khas sering dipakai selama prosesi tersebut:
tradisi Jawa
, penghormatan pada hari raya Idul Fitri:
1.
Gandheng mengundang Menika pada hari Jumat, diikuti oleh sugengnya Sugeng Riyadi, yang merupakan pertemuan kelima mereka. Mereka memohon izin dengan segenap kemampuan untuk melakukan perjalanan ke luar kota pada hari undangan tersebut.
.
Dalam Bahasa Jawa, frasa “Sugeng Riyadi” melebihi pengertian sederhana “Selamat Hari Raya”. Istilah “sugeng” bermakna “aman” dan “berbahagia”, di sisi lain “riyadi” adalah istilah untuk “hari besar” atau “peringatan”. Frase tersebut membawa konotasi kuat yang mewakili perasaan bersyukur, keriangan, serta harapan semoga setiap acara spesial dapat memberikan banyak berkat kepada seluruh orang.
Respon biasanya adalah “Amin”, yang merupakan cara untuk berdoa dan menyetujui keinginan yang diutarakan. Pilihan lain, seseorang bisa menjawab dengan “Matur nuwun ngaturaken sugeng riyadi, sedaya lepet nyuwun pangapunten,” yang artinya “Sangat terima kasih atas ucapan selamat hari raya, semoga Anda menerima permintaan maafku akan semua kesalahan yang kulakukan.”
2.
Saya minta maaf atas tindakan atau kata-kata yang saya ucapkan yang mungkin menyinggung Bapak/Ibu. Saya sangat menghargai pengertian dari setiap langkah yang saya lakukan baik disengaja ataupun tidak disengaja.
Apabila diubah ke Bahasa Indonesia, kalimat tersebut memiliki makna: “Saya mengenali betul bahwa berbagai perbuatan serta perkataan saya kiranya sudah melukai perasaan Bapak/Ibu sekalian. Karenanya, saya sungguh-sungguh minta ampun untuk segala kelalaian yang telah saya buat, entah sengaja ataupun tidak sengaja.”
3.
Aturakan sembah dan pengabdian hamba. Seberapa besar tanggung jawabku, lebih jauh lagi langkah-langkahku menuju-Nya, walaupun perasaanku belum sepenuhnya tenang dalam kehidupan dunia ini, aku memohon permintaan maaf agar dapat melanjutkan hidupku dari hari ke hari dengan baik.
Pernyataan ini memiliki arti: “Saya sungguh-sungguh meminta maaf untuk seluruh kekhilafan saya, entah itu dari perbuatan atau perkataan yang barangkali tak pantas. Pada momen istimewa kali ini, semoga semua kesalahan saya bisa dilupakan secara total.”
Di dalam tradisi Jawa, menggunakan bahasa yang sopan dan menghargai merupakan aspek penting ketika seseorang ingin minta maaf. Hal tersebut menunjukkan kerendahan diri serta rasa hormat terhadap orangtua atau tokoh senior di famili.
Karunia Putri
bersumbang dalam penyusunan artikel ini.
Recent Comments