SLO NUSANTARA


,


Jakarta


– Kepala Eksekutif PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Julfi Hadi, menginginkan BPI Danantara mencermati kemungkinan investasi di beberapa proyek energi.

panas bumi

yang sedang dikerjakan oleh PGEO.

Pada acara media yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu, 26 Maret 2025, Julfi mengatakan tegas bahwa PGEO mempunyai beberapa proyek menjanjikan yang bisa jadi sasaran investasi, dengan dukungan dari portofolio operasi dan pengembangan yang kuat.

“PGEO berharap bahwa proyek-proyek tersebut menarik perhatian Danantara,” kata Julfi, sebagaimana dicatat dalam laporannya.

Antara

Dia yakin bahwa proyek-proyek itu akan mengundang perhatian Danantara, terlebih lagi tren di bidang usaha pengembangan sumber daya panas bumi sedang menujuk ke arah prospek yang makin cerah.

Walau keuntungan bersih PGEO di tahun 2024 turun sedikit sebesar 1,99% dari tahun sebelumnya, yaitu mencapai $160,3 juta atau kira-kira Rp2,65 triliun, perusahaan ini masih berhasil meraih prestasi terbaik dalam aspek pembangkitan tenaga listrik dan penerimaan penghasilan mereka. Peningkatan performa operasional di beberapa area pertambangan panasbumi menjadi penyebab utama kesuksesan itu.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) saat ini sedang mengincar beberapa proyek cepat kemenangan yang diharapkan bisa menambah kapasitas hingga 395 megawatt (MW) dalam jangka waktu dua tahun mendatang.

Berbagai proyek yang saat ini dalam pengembangan meliputi (1) Lumut Balai 2 dengan penambahan daya sebesar 55 MW, yang direncanakan untuk mencapai operasi komersial pada bulan Juni tahun 2025, (2) projek cogeneration fase satu kerjasama dengan PT PLN Indonesia Power diperkirakan siap beroperasi pada akhir Desember 2026, serta (3) PGEO juga tengah membangun proyek Hulu Unit 1 dan 2 bersama-sama dengan PT PLN dengan total kekuatan tambahan hingga 110 MW, target pengerjaannya adalah menyelesaikan sampai July 2027.

Menurut Julfi, investasi di bidang geotermal mempunyai dasar bisnis yang sangat kokoh. Dia menggarisbawahi bahwa beragam dukungan dari pihak pemerintahan, termasuk pengecilan resiko, percepatan persetujuan dan pemakaian capex secara lebih hemat, membuat proyek-proyek tersebut menjadi makin penting untuk dipertimbangkan. Berdasarkan sifat geotermale yang merupakan penyedia daya listrik konstan, dia percaya bahwa industri ini punya potensi luar biasa bagi para investor layaknya Danantara.

“Saya memperkirakan bahwa nantinya Danantara akan menanamkan investasinya dalam proyek-proyek berkualitas tinggi. Di samping itu, aspek fundamental dari bisnis geotermal ini sungguh luar biasa,” jelas Julfi seperti dilansir dari

Antara

.


Profil Perusahaan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)

Menurut informasi dari situs web resmi Pertamina, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) adalah sebuah anak perusahaan dari PT Pertamina Power Indonesia yang berkolaborasi bersama beberapa badan usaha lainnya dalam lingkup PT Pertamina (Persero). Untuk mendorong pengembangan sektor geotermal secara berkesinambungan, PGE telah membentuk PT Geothermal Energi Seulawah pada tanggal 31 Juli 2017. Selain itu, juga tercatat bahwa PT PGE Lawu berganti nama menjadi PGE Kotamobagu pada tahun 2022.

Indonesia menyimpan kurang lebih 40 persen dari keseluruhan potensi panasbumi di planet Bumi, menjadikan hal tersebut sebagai aset energi terbaharui yang amat bernilai. Perusahaan Gas Negara (PGE) bertekad mengoptimalkan peluang ini demi mewujudkan tujuan emisi nol bersih. Menggunakan strategi manajemen panas bumI yang meliputi semua tahap proses produksi, mulai dari eksplorasi sampai distribusi, serta turut aktif pada diskusi tentang peningkatan efisiensi karbon baik skala lokal maupun internasional, PGE ingin menempati posisi sebagai pemimpin industri energi ramah lingkungan dengan daya hasil panasbumi tertinggi di dunia.


  • Visi:

    Bertujuan menjadi pemain utama global dalam bidang energi ramah lingkungan yang menguasai puncak produksi panas bumi secara internasional.

  • Misi:

    Untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya panas bumi dengan komprehensif, termasuk menghasilkan produk lanjutannya untuk menambah nilai, dan juga terlibat aktif dalam mendorong tujuan peningkatan karbon di skala lokal hingga internasional.

Pemanfaatan energi
panas bumi
Sebagai penyedia tenaga listrik di Indonesia, prosesnya dimulai pada tahun 1974 dengan tanda awal pengeboran dan ekstraksi yang dilaksanakan oleh Pertamina usai menemukan 70 titik potensial panas bumi di seluruh daerah. Agar bisa meneruskan upaya pengembangan serta pemeliharaan dari sumber daya energi hijau, sejalan dengan kondisi alam yang baik dan harga yang dapat diterima pasar, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) secara sah dibentuk pada tahun 2006 untuk memegang peranan penting dalam menggunakan energi geotermal di tanah air.