BakoelWeb Indonesia.CO.ID – JAKARTA.
Data Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) untuk Indonesia memperlihatkan kenaikan substansial, hal ini merupakan indikasi dari meningkatnya keyakinan investornya lokal. Peningkatan tersebut juga bermakna bahwa warga negara Indonesia mulai lebih terlibat dalam pengaturan harta bendanya diluar wilayah tanah air.
Awalil Rizky dari institut ekonomi Bright Institute, menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2024, aset dana likuid negara (AFLN) meningkat menjadi US$522,81 miliar, naik US$37,53 miliar dari angka US$485,28 miliar diakhir tahun 2023.
“Angka tersebut mencakup juga posisi Cadangan Devisa senilai US$155,72 miliar,” terang Awalil melalui pernyataan tertulis yang dirujuk oleh BakoelWeb Indonesia.co.id pada hari Rabu (2/4). Hal ini mengindikasikan bahwa sumbangan dari Cadangan Devisa berperan dalam perkembangan AFLN.
Prospek Bisnis Internasional Cerah, Bank Terus Rekor Peningkatan Aset
Sebaliknya, Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) turut naik dan mencapai angka US$768,10 miliar di penghujung tahun 2024. Peningkatan ini setara dengan kenaikan US$24,93 miliar jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023.
“Kepemilikan asing atau KFRM terus menunjukkan tren kenaikan,” kata Awalil.
Hal ini dapat menjadi indikator baik bagi ekonomi, walaupun ada beberapa tantangan yang harus dipertimbangkan. Pertumbuhan AFLN tersebut pun menggambarkan pergeseran dalam perilaku investasi, di mana investor lokal kini lebih percaya diri memasukkan dananya ke pasar internasional.
“Investasi langsung dari warga negara Indonesia ke luar negeri naik dengan kecepatan yang lebih tinggi,” ujarnya.
Luar Negeri yang Menjanjikan, Bank Terus Mencatat Peningkatan Aset
Dari sekitar US$37,51 miliar di akhir tahun 2014 meningkat menjadi US$129,42 miliar diakhir tahun 2024.
Ini mencerminkan kenaikan tingkat keyakinan diri investor lokal dalam menyelidiki kesempatan yang ada di pasar internasional.
Awali menegaskan, bahwa perkembangan AFLN ini turut menyuguhkan berbagai tantangan untuk perekonomian dalam negeri. Seiring bertambahnya aset di luar negeri, ada kemungkinan aliran dana keluar yang bisa mempengaruhi kestabilan ekonomi lokal.
“Spekulasi dan ketidakinan global bisa mendorong investor mengambil keputusan untuk menarik kembali dana mereka,” jelas Awalil.
Oleh karena itu, perlu bagi pemerintah menghadirkan lingkungan berinvestasi yang mendukung supaya kepercayaan para pemodal tetap terpelihara.
Secara umum, perkembangan AFLN menggambarkan pergeseran baru dalam ekonomi Indonesia. Walaupun ada hambatan yang mesti dilalui, kenaikan ini juga menimbulkan potensi bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Recent Comments