BAKOELWEB ID

– Generasi milenial kerap kali jadi fokus dalam bermacam-macam hal hidup, terutama bagaimana mereka berinteraksi. Nyatanya, ada sejumlah ungkapan yang apabila sering digunakan oleh generasi ini dapat menciptakan impresi tidak matang dan rasional.

Mari kita uraikan sepuluh frase tersebut untuk meningkatkan kesadaran kita dalam komunikasi, seperti yang dinyatakan di situs web Geediting.com pada hari Selasa, 1 April.


1. “Bukan Tanggung Jawab Saya”

Kalimat tersebut mencerminkan ketidaksadaran akan kewajiban serta minimnya perhatian terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Walaupun memang tepat dari segi fakta, respons seperti itu dapat dilihat sebagai upaya untuk melewatkan masalah dan tak memberikan kontribusi apa pun. Lebih baik lagi jika Anda berusaha menyediakan dukungan atau paling tidak tunjukkan kesedihan atas situasinya.

Menampilkan kesiapan serta kemauan untuk mendukung, bahkan saat berada di luar tugas pokok, dapat menghasilkan dampak yang lebih baik. Karakteristik proaktif semacam itu menunjukkan tingkat kepantasan.


2. “Saya Terlalu Sibuk”

Setiap orang sebenarnya memiliki banyak kesibukan, namun selalu mementingkan hal itu dapat berkesan sebagai keluhan atau pencarian alasan. Apabila benar-benar tak sanggup memberi bantuan, ungkapkannya secara elegan serta ajaklah untuk mencari penyelesaian lain kalau masih memungkinkan. Mengatur jadwal dengan efisien dan mengurutkan kepentingan merupakan faktor utama.

Alih-alih berkata saja “saya terlalu sibuk,” cobalah uraikan batas waktu Anda atau ajukan pilihan untuk mencari bantuan dari orang lain yang sesuai. Penting sekali memiliki komunikasi yang baik.


3. “Saya Tidak Tahu”

Walaupun kebenaran itu krusial, menyampaikan ‘saya tidak tahu’ secara berlebihan dapat menunjukkan ketiadaan usaha dalam mendapatkan pengetahuan. Usahakanlah untuk mencari solusinya sendiri atau setidaknya memberitahu niat Anda akan hal tersebut. Semangat belajar serta kemauan untuk maju amat diperhitungkan.

Apabila anda belum mengerti, sertakan kalimat “namun saya akan berusaha mempelajari itu” atau “kita bisa mencaritahunya bersama”. Hal ini menandakan adanya niat dalam proses pembelajaran.


4. “Itu Tidak Adil”

Hidup memang tak selalu adil, dan berkeluhan tanpa henti soal ketidakadilan dapat terkesan immature. Alih-alih begitu, fokuskan diri pada hal-hal yang masih dalam genggamanmu serta cari tahu cara menyelesaikan permasalahan itu. Lebih bermanfaat untuk mencari jalan keluar dibanding hanya menyedihkan nasib sendiri.

Alih-alih menumpukan energi pada ketidakadilan, cobalah pertimbangkan tindakan-tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Pendekatan yang positif jauh lebih disukai.


5. “Tak Ada Waktuku Untuk Hal Seperti Ini”

Kalimat tersebut kelihatan seperti sikap mengecilkan atau tak memberi penghargaan pada waktunya orang lain. Bila sebetulnya enggak dapat menyediakan waktu, ungkap hal itu secara lebih hormat serta ajukan waktu alternatif bila mungkin saja. Pengelolaan waktu yang bagus merupakan indikasi dari kematangan.

Alih-alih berkata “saya tidak memiliki waktu,” cobalah ungkapkan “bisakah kita menyetelnya untuk nanti?”


6. “Bukan Salahkan Saya.”

Walaupun penting untuk tak memikul dosa oranglain, sentiasa melemparkan salah kepada pihak lain boleh tunjukkannya anda tiada bertanggungjawab. Kadang-kadang, pengiktirafan tentang peranan anda dalam sesuatu perkara walaupun ia sedikit merupakan sikap yang lebih matang. Ianya penting untuk belajar daripada silap laku.

Usahakan memandangi kondisi dari bermacam sisi sebelum menjentikkan jarimu. Menerima kekeliruan serta mengambil pelajaran daripadanya merupakan ciri kematangan.


7. “Saya Sudah Tahu”

Walaupun Anda mungkin telah menyadarinya, mengatakan kalimat tersebut dapat terkesan angkuh dan menghalangi penerimaan informasi baru. Dengan sikap yang terbuka, dengarkanlah dan hormatilah perspektif orang lain. Teruslah mencari kesempatan untuk berlearn lebih lanjut.

Alih-alih secara langsung menyampaikan “sudah paham,” lebih baik coba dengar dengan saksama lalu tambahkan pandanganmu ketika orang tersebut telah selesai bercerita.


8. “Itu Terlalu Sulit”

Berurusan dengan hambatan merupakan suatu hal yang wajar dalam hidup. Mengaku kewalahan terlalu dini serta berkata “sulit sekali” dapat mencerminkan kurangnya kesabaran. Usahakan mereduksi permasalahan menjadi sejumlah komponen yang lebih sederhana lalu cari jalan keluar secara bertahap. Memiliki mentalitas tidak mudah putus asa sangatlah berharga.

Sebaiknya jangan hanya berkonsentrasi pada masalah, tetapi pertimbangkan juga bagaimana strategi atau dukungan yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan hambatan itu.


9. “Ini di Luar Gaji Saya”

Walaupun perlu memahami batas kewajiban Anda, ungkapan tersebut mungkin terkesan kurang profesional dan lebih berfokus pada sisi finansial. Kadang-kadang, memberikan bantuan yang melebihi tugas resmi dapat mencerminkan sikap proaktif serta rasa memiliki dalam tim.

Usahakan untuk mengidentifikasi peluang diluar kewajiban pokokmu sebagai cara untuk mendapatkan ilmu dan pertumbuhan pribadi. Sikap yang adaptif serta kerja sama tim akan menjadi aset berharga.


10. “Laksanakanlah Apa yang Menurut Mu Tepat”

Walaupun kelihatannya menyediakan ruang untuk kebebasan, ungkapan tersebut kerapkali digunakan saat seseorang enggan bertanggung jawab atas konsekuensinya. Menyampaikan petunjuk yang jelas atau ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan merupakan sikap yang lebih matang serta berkewajiban.

Usahakan menyampaikan arahan atau membagikan ide-ide Anda agar dapat mencapai kesepakatan terbaik secara bersama-sama. Kerja sama sangat dibutuhkan.

Dengan menolak menggunakan ekspresi tersebut, generasi muda bisa memperbaiki standar interaksi mereka dan memberikan gambaran yang lebih matang di beragam konteks. Penting untuk diketahui bahwa bagaimana kita menyampaikan pikiran mencerminkan identitas kita.