Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan bahwa dia akan meluncurkan serangan udara ke Iran apabila negara itu tetap meneruskan program pengembangan senjata nuklirnya.
“Bila tak mencapai kesepakatan, akan terjadi serangan bom,” ujar Trump kepada wartawan.
NBC News
Dalam percakapan di hari Sabtu (29/3), Trump pun menyatakan niatnya untuk memberikan hukuman kepada Iran melalui penerapan tarif sekunder.
Namun, belum pasti apakah ancaman Trump melibatkan pengeboman Iran oleh pes awat perang Amerika Serikat atau sebagai bagian dari operasi bersama dengan Israel.
Sementara dalam video yang dirilis pada Minggu (30/3) oleh media pemerintah Iran, Presiden Masoud Pezeshkian menyatakan pihaknya menolak negosiasi langsung. Tanggapan Teheran itu disampaikan kepada perantara di Oman oleh Menlu Abbas Araghchi.
“Tetapi pimpinan tertinggi (Ayatollah Ali Khamenei) pun menggarisbawahi bahwa perundingan tak langsung bisa diteruskan,” ujar Pezeshkian, seperti dilaporkan.
AFP
, Senin (31/3).
“We do not shy away from negotiations. It is actually their disloyalty that has caused problems for us so far. They must prove that they can build trust regarding decisions, and I hope this will happen,” he added.
Sektor sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyampaikan hal tersebut kepadanya.
Politico
Pada akhir bulan lalu disebutkan bahwa agar dapat meniadakan program nuklir Iran sebelum dikembangkan menjadi senjata, pertimbangan terhadap opsional militer tetap perlu dilakukan.
Analis menyebutkan bahwa Iran masih memerlukan waktu sekitar beberapa pekan untuk menghasilkan senjata nuklir yang siap digunakan, walaupun pihak Teheran menyangkal adanya upaya pembuatan senjata tersebut. Tetapi, tindakan serangan bisa jadi akan mencetuskan pertikaian dengan skop yang lebih luas.
Pada tahun 2018, Trump membatalkan Kesepakatan tersebut dan menarik Amerika Serikat keluar dari komitmen untuk melepas sanksi-sanksi terhadap Iran sehubungan dengan penangguhan progam senjata nuklir mereka. Akan tetapi, selama masa jabatan kedua beliau sebagai Presiden, Trump tampak lebih bersedia mendiskusikan persetujuan baru yang bisa jadi mencegah potensi konflik militer.
Di awal bulan Maret, Trump menyampaikan bahwa dia sudah mengirim surat dengan rancangan diskusi ke pimpinan utama Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Namun, Trump juga mendukung taktik tekanan ekstra melalui hukuman sanksi lebih lanjut serta ancaman serangan militer.
Recent Comments