Lifehack Kartu Identitas, KLATEN — Di akhir bulan Ramadhan menjadi kesempatan untuk meningkatkan kebiasaan berbelanja. Barang-barang yang menarik dan dapat memperbaiki penampilan di hari raya Idul Fitri akan dipertimbangkan untuk dibeli.
Walaupun ada peribahasa yang menyebut bahwa Lebaran tidak hanya tentang orang-orang berpakaian baru, melainkan juga yang kesalehan mereka meningkat, namun masih banyak orang yang memprioritaskan memiliki pakaian baru saat hari raya tersebut.
Habit ini mendorong banyak orang untuk berjuang ekstra dalam mendapatkan tunjungan hari raya (THR). Berbagai metode digunakan untuk mencapainya, seperti menyusun proposal, memohon dengan sopan, menggunakan kekerasan, bahkan sampai melakukan tindakan tercela pada orang lain. Hal tersebut sungguh sangat disayangkan.
Meski demikian, ada sesuatu yang mengundang minat di Desa Wunut, Klaten, Jawa Tengah. Sama seperti beberapa tahun lalu, desa tersebut kembali menyediakan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi penduduk lokal dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari Wunut. Tinggal menunggu saja tanpa harus bersusah payah atau melakukan tindakan kurang pantas hanya demi mendapatkan THR.
Kepala Desa Wunut Iwan Sulistya Setiawan mengatakan bahwa terdapat 2.289 individu yang mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) pada tahun ini, dengan jumlah per orang senilai Rp 200.000. Dia menyebutkan, “Kemarin tim kami telah mendistribusikan dana THR secara keseluruhan mencapai Rp 457.800.000.”
Di samping itu, sebelumnya desa telah menyediakan bantuan senilai Rp 600.000 per individu bagi warga tidak mampu. Jumlah penerimanya mencapai 200 orang secara keseluruhan.
Komitmen desa dalam menggunakan pendapatan ini didasarkan pada niat saling memberikan kepada warganya. Pemdes Wunut mengakui betul bahwa modal awal dari danadesa yang digunakan untuk memajukan pariwisata Umbul Pelem seharusnya dikembalikan demi kesejahteraan rakyat setempat.
“Memang itu adalah dukungan dari pemerintah, sehingga kita perlu memanfaatkannya semaksimal mungkin bagi kepentingan warga,” ujarnya.
Sebelum dipindah keluar, menurut hukum Islam, desa tersebut berjanji untuk membersihkan pendapatan dengan menyumbangkan 2,5% dalam bentuk Zakat yang akan didistribusikan kepada warga tidak mampu.
Di luar premi jaminan sosial dan uang lembur hari raya (THR), bagian dari penghasilan ini juga dialokasikan untuk pembayaran gaji honorer kepada guru TPA yang bertugas di wilayah tersebut. Tambahan lagi, para guru TPA memiliki hak pula atas penerimaan THR.
Sebab Desa Wunut memajukan penduduknya
Untuk penduduk Solo dan daerah sekitarnya, pastinya sudah tidak asing lagi dengan Umbul Pelem yang terletak di area wisata Janti, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pertama-tama, Umbul Pelem ini adalah sebuah sumber mata air yang populer di kalangan remaja lokal sebagai destinasi berenang. Sementara itu, area sekitarnya umumnya digunakan untuk bercocok tanam sayuran air seperti selada air.
Meskipun demikian, berkat penggunaan anggaran desa senilai Rp2,4 miliar, sumber air alami itu kini telah diubah menjadi destinasi wisata yang lebih atraktif dan diberi nama Umbul Pelem Water Park.
Kepala Desa Wunut mengatakan proses pengembangan tempat wisata tersebut dimulai pada tahun 2016 sampai dengan 2021.
Dengan modal tersebut, omzet dari Umbul Pelem yang ditangani oleh BUMDes Sumber Kamulyan kini telah menembus angka Rp26 miliar.
Walaupun hanya pada skala desa, komitmen pemerintahan desa serta Badan Usaha Milik Desa pantas untuk dihargai karena telah mengelola pendapatan besar secara profesional.
Iwan mengatakan bahwa terdapat anggaran dasar untuk keperluan keluarga yang telah disetujui melalui musyawarah desa.
Desa juga bertekad meningkatkan kesejahteraan penduduknya dengan mengalokasikan dana itu, di antaranya melalui pembiayaan jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan bagi masyarakat yang belum dilindungi pihak lain.
Untuk BPJS Ketenagakerjaan, tiap warga mendapatkan pembayaran premi untuk tiga program yaitu perlindungan atas risiko kematian, asuransi terhadap kecelakaan saat bekerja, serta dana pensiun.
Untuk BPJS Kesehatan, setiap warga mendapatkan pembayaran premi untuk layanan tingkat III.
Tiap tahun, desa itu mengalokasikan anggaran senilai Rp624 juta untuk membayar premi BPJS Ketenagakerjaan, sementara untuk BPJS Kesehatan jumlahnya mencapaiRp264 juta.
Di samping itu, terdapat juga anggaran dana sosial yang digunakan untuk bantuan kepada masyarakat tanpa kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Bila mereka meninggal dunia, akan mendapatkan bantuan sebesar Rp10 juta.
Apabila Anda memiliki BPJS Ketenagakerjaan, desa akan menangani proses pengklaiman dana jaminan kematian (JKM) berdasarkan pada aturan yang berlaku.
Pengembangan
Walaupun saat ini hanya bergantung pada penghasilan dari Umbul Pelem Water Park saja, Desa Wunut berkomitmen kuat untuk memaksimalkan sumber daya yang tersedia.
Muhlisin, Sekretaris BUMDes Sumber Kamulyan, menyebut bahwa berkat adanya sumber air alami, Umbul Pelem kini memiliki satu kolam dewasa sekaligus dengan kedalaman antara 1,5 sampai 2 meter serta dua buah kolam khusus anak yang sudah dilengkapi dengan waterboom.
Di samping itu, tersedia juga kolam terapi ikan, area bermain di bawah salju, Pelem Resto, gazebo, serta tempat outbound.
Pada waktu normal, sekitar 200 hingga 400 orang mengunjungi tempat tersebut setiap harinya. Di sisi lain, pada hari Sabtu-Minggu serta tanggal merah, angka kunjungan dapat meningkat drastis menjadi 5.000 orang.
Harga tiket pun berbeda-beda. Apabila pada hari biasanya ditoko seharga Rp8.000 per orang, maka pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur naik menjadi Rp10.000 per orang.
Meski selama liburan Idulfitri mendatang tempat wisata itu akan tetap terbuka. Dilihat dari Hari Pertama Idulfitri beberapa tahun lalu, jumlah kunjungan berkisar antara 1.000 hingga 1.500 orang, sementara untuk Hari Kedua Idulfitri, jumlah pengunjung mencapai kira-kira 3.000 jiwa.
“Titik puncaknya umumnya tercapai pada hari ketiga, dengan jumlah mencapai hingga 8.000 orang jika melihat data dari tahun lalu,” jelasnya.
Pada saat ini, pendapatan rata-rata untuk BUMDes yang dikendalikan melalui objek wisata itu berkisar antaraRp400juta per bulan.
“Lebih dari Rp6 miliar untuk tahun 2024, dan ini hanya untuk satu destinasi pariwisata saja,” ujarnya.
Agar dapat memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia, Desa Wunut berencana meluncurkan objek wisata baru yaitu kolam renang Umbul Gede khusus untuk wanita Muslimah menjelang akhir tahun ini.
Mirip seperti Umbul Pelem, kelak di Umbul Gede akan ditambahkan fasilitas berupa objek wisata air, restauran, serta waterboom.
Agar tempat wisata tetap menyenangkan bagi tamunya, pihak manajemen dengan senang hati menerima saran dari para pengunjung. Karena alasan ini, berbagai ide baru diterapkan selama fase perbaikannya guna merespons setiap kritik dan usulan.
Inovasi yang telah direalisasikan di Desa Wunut dalam menggunakan anggaran desa untuk mengatur sumber daya alam serta memberdayakan hasilnya bagi kemakmuran penduduk setempat pastinya dapat menarik perhatian dan sebaiknya dicontoh oleh desa-desanya negara kita. Hal ini pun membantu warga menjadi lebih otonom melalui pemanfaatan kekayaan yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Recent Comments