BAKOELWEB ID
– Dalam keseharian kita, menyampaikan data merupakan suatu kebiasaan normal serta esensial dalam mengembangkan ikatan antarpersona. Tetapi, kadang-kadang ada orang yang tidak sadar menceritakan lebih dari batas tentang detail privatenya, fenomena ini biasa disebut sebagai
oversharing
Kebiasaan ini sebenarnya mempunyai beberapa karakteristik unik yang mungkin tak terlihat jelas bagi orang yang melakukannya.
Mengenal Karakteristik Orang Yang Sering Melakukan Kegiatan Ini
oversharing
bisa membantu kami agar lebih mengerti tindakan mereka. Di samping itu, buat orang-orang yang barangkali memiliki kebiasaan tersebut, mengetahui karakteristiknya bisa menjadi penting.
oversharing
dapat dimulai dengan cara lebih teliti saat membagikan data.
Berikut ini adalah tujuh karakteristik umum dari orang-orang yang kerap melakukan hal tersebut:
oversharing
pada pembicaraan, diambil kutibanya dari situs web Geediting.com, pada hari Rabu (2/4).
1. Mereka Mendominasi Percakapan
Salah satu karakteristik dari orang yang menyukai hal tersebut adalah
oversharing
Adalah kecondongan mereka untuk menguasai pembicaraan. Seringkali mereka bercerita panjang lebar tentang dirinya sendiri dan jarang memberikan ruangan bagi yang lain untuk menyampaikan pendapatnya. Hal ini membuat obrolan menjadi tidak setimbang dan cenderung egois.
Bisa jadi mereka tak sadar sudah memonopoli keseluruhan pembicaraan itu. Ini dapat menjadikan orang lain yang berbicara merasa kurang nyaman atau terabaikan dalam dialog tersebut.
2. Mereka Berkata terlalu cepat
Orang yang cenderung
oversharing
Seringkali berbicara dengan kecepatan tinggi. Seperti ingin membebaskan seluruh ide dan informasi dalam benaknya secara instan. Kecepatan komunikasi ini dapat menyulitkan pihak lain untuk menangkap arah percakapan atau bahkan menjawab.
Mereka mungkin mengalami ketakutan atau terlalu bergairah untuk bercerita hingga tak menyadari laju pembicaraan mereka. Hal ini dapat membuat pesan yang disampaikan menjadi kabur dan susah dimengerti.
3. Mereka Mengabaikan Petunjuk Sosial
Pedoman sosial, misalnya bahasa tubuh atau ekspresi muka dari pihak lain dalam percakapan, kerap diabaikan oleh beberapa orang.
oversharing
Mereka kemungkinan besar tak sadar jika orang lain yang diajak berbicara merasa jemu, kurang antusias, atau malah tidak nyaman dengan data yang disampaikan.
Mereka terlampau sibuk dengan kepentingan pribadi serta hasrat ingin membagikan sesuatu hingga tak cukup perhatian kepada respon orang lain. Kekurangan dalam mengartikulasikan tanda-tanda sosial dapat mendorong mereka bertutur tanpa menyadarinya bahwa lawan bicaranya merasa tidak nyaman.
4. Mereka Menyebarkan Detail yang Sangat Privat
Ciri paling mencolok dari
oversharing
Berbagi data yang selayaknya rahasia atau peka dengan individu lain yang bukan merupakan teman dekat adalah definisi dari perilaku tersebut. Data ini dapat mencakup aspek-aspek seperti urusan rumah tangga, rincian finansial, ataupun momen-momen mengejutkan dan mengganggu secara emosional. Orang-orang itu cenderung merasa lega saat menyampaikan segala jenis kisah hanya karena mereka merasa baik dalam melampirkannya kepada banyak orang tanpa memikirkan konsekuensinya.
Mereka mungkin punya garis batas pribadi yang samar-samar dan menginginkan dukungan dari pihak lain dalam menangani masalahnya. Ini dapat menyebabkan pasangan dialog merasa gugup atau bingung tentang cara memberikan respons yang tepat.
5. Mereka Menjaga Kepercayaan Diri Melalui Penilaian Orang Lain
Orang yang sering
oversharing
Bisa jadi mempunyai keinginan besar untuk mendapat konfirmasi atau fokus dari orang lain. Lewat pembagian banyak detail mengenai dirinya sendiri, dia ingin mendapat belas kasihan, pujian, ataupun penghargaan. Dia mungkin merasa kurang yakin atau rendah diri dan akhirnya mengejar dukungan eksternal sebagai hasilnya.
Keperluan untuk memvalidasi hal tersebut dapat berfungsi sebagai faktor utama yang mendorong kebiasaan itu.
oversharing
Mereka itu mungkin tak sadar kalau metode mereka untuk mendapatkan perhatian malah berpotensi mengejutkan orang lain agar menjauh dari diri mereka.
6. Mereka Mengalami Kecemasan Jika Tak Bersuara
Keheningan dalam percakapan bisa membuat orang yang cenderung
oversharing
Merasa gelisah atau khawatir. Mereka bisa jadi merasa harus mengisi kesenjangan dengan bicara, walaupun apa yang disampaikannya kurang relevan atau bahkan terlalu personal. Mereka mungkin takut akan diabaikan atau dinilai sebagai orang yang membosankan bila diam dan tidak banyak bersuara.
Kecemasan tersebut dapat mendorong mereka agar tetap bertutur tanpa mempertimbangkan kualitas ataupun relevansi dari pesan yang disampaikan. Mereka harus mengasah kemampuan untuk merasa tenang ketika ada jeda dalam obrolan.
7. Mereka Melihat Setiap orang Sebagai Sahabat Akrabal
Orang yang suka
oversharing
Mungkin cenderung menganggap setiap orang yang ditemuinya sebagai kawan sangat dekat. Mereka bisa jadi tak punya filter saat berbagi info dan perlakuan terhadap orang baru atau kenalannya mirip dengan bagaimana mereka bersikap pada sahabat baik. Mereka mungkin belum sadar akan pentingnya menetapkan batas dalam pergaulan sosial.
Kesalahpahaman ini dapat mengakibatkan mereka membagikan detail pribadi yang terlalu sensitif kepada seseorang yang masih baru dikenali. Ini mungkin menjadikannya sebagai target ketidaknyamanan atau kecurigaan dari orang di sekitarnya.
Memahami karakteristik tersebut sangatlah vital dalam menciptakan relasi yang baik dan penuh penghargaan. Bila Anda menangkap adanya potensi terhadap hal itu,
oversharing
Coba lebih fokus pada tanggapan dari lawan bicaramu dan pikirkanlah jenis informasi apa yang pantas disampaikan. Komunikasi yang baik melibatkan pembagian yang seimbang sambil menghargai batasan-batasannya.
Recent Comments