BAKOELWEB ID

– Pada kehidupan sehari-hari, terkadang kita tak sadar bahwa cara berbicara kita bisa mengubah pandangan orang lain tentang sesuatu atau seseorang.

Sejumlah ekspresi yang kelihatannya biasa sebenarnya dapat menjadikan kita tampak sombong serta tidak populer. Diperlukan kesadaran akan frase-frase tersebut supaya interaksi kita jadi lebih baik dan nyaman buat setiap orang.

Mari kita bahas lebih jauh 10 ekspresi yang harus dielakkan untuk menghindari kesan angkuh, seperti dilansir dari Geediting.com, Kamis (3/4).


1. “Secara Jujur” atau “Hanya Sajalah Jujur”

Menggunakan ungkapan seperti “sejujurnya” atau “jujur saja” di bagian depan kalimat bisa membuat orang berpikir bahwa apa pun yang telah Anda sampaikan sebelumnya kurang jujur. Hal ini mungkin melukai perasaan orang lain dan mempertanyakan kredibilitas Anda sepenuhnya. Sebaiknya ekspresikan pandangan atau informasi dengan cara yang lugas tanpa harus selalu mengulangi penekanan pada sikap jujur dalam tiap percakapan.


2. “Secara Sejati” atau “Secara Sejatinya, Saya…”

Sama seperti “sejujurnya,” frasa “sebenarnya” dapat menciptakan impresi yang kurang baik. Penggunaannya sepertinya merujuk pada ketidaktepatan atau kekeliruan dari pernyataan sebelumnya. Sebaiknya ungkapkan koreksi ataupun penambahan informasi secara halus serta tanpa bersifat provokatif.


3. “Barusan Saja Saya Berkata dalam Pikiran” atau “Tadi Saya Juga Tersentak Pertanyaan”

Walaupun tujuannya mungkin untuk bersikap rendah hati atau tidak mau tampak seperti orang yang suka memberi nasihat, pernyataan tersebut malah dapat diartikan sebagai sikap meremehkan. Mereka mungkin akan berpikir bahwa gagasan atau pertanyaan mereka kurang bernilai hingga akhirnya Anda mencerna hal itu. Ungkapkan pikiranmu secara tegas dan penuh keyakinan tanpa keraguan.


4. “Saya Tahu”

Menyampaikan “saya tahu” saat orang lain masih memberi penjelasan dapat diartikan sebagai sikap tidak sabar serta mengabaikan pemahaman mereka. Walaupun mungkin Anda telah paham tentang hal itu, akan lebih baik untuk tetap tunjukkan rasa ingin tahu dan dengarkan dengan seksama. Sebaiknya jawablah dalam nada yang lebih konstruktif contohnya dengan kata-kata “wah seru nih”, atau “iya betul”.


5. “Tanpa Berniat Menyakiti, Namun…”

Pernyataan “tidak bermaksud menyinggung, tetapi…” umumnya dilanjutkan dengan komentar yang malah bisa melukai atau menghinakan orang lain. Memulai kalimat dengan frase tersebut tidak serta-merta menjadikan apa yang dikatakan sebagai sesuatu yang akan diterima. Lebih baik pertimbangkan matang-matang sebelum memberi kritik atau ungkapan yang mungkin dapat mempengaruhi pihak lain negatif.


6. “Itu Bukan Tanggung Jawab Saya”

Walaupun perlu adanya batas-batas dalam bekerja, penggunaan kalimat “bukan tugasku” secara berlebihan dapat menjadikanmu tampak sebagai orang yang kurang kerjasama serta tak peduli. Apabila tugas itu benar-benar di luar kewajibanmu, ungkapkannya dengan lemah lembut dan usulkan pertolongan apabila mungkin.


7. “Tak Ada Waktuku Untuk Hal Seperti Ini”

Mengucapkan “saya tak ada waktu buat ini” dapat menjadikan orang lain merasa kurang diperhatian dan terlupakan. Meski setiap individu memiliki kegiatan tersendiri, bagaimana kita mengkomunikasikan penolakannya itu cukup berarti. Usahakan jelaskan alasannya dengan tuntas serta suguhkan pilihan alternatif bila sesuai.


8. “Sudah Kubilang”

Pernyataan “sudah kubilang” kerap dikemukakan sesudah seseorang membuat kekeliruan atau menghadapi suatu masalah. Frasa tersebut tampaknya kurang memperhatikan perasaan dan situasi orang lain. Sebaiknya jangan hanya berfokus pada fakta bahwa kamu telah menyampaikan pendapatmu dari awal, namun prioritaskan mencari penyelesaian serta tawarkan bantuan kepada mereka.


9. “Jelas Sudah” atau “Pasti Tentu”

Menyampaikan “sudah jelas” atau “pasti begitu” saat seseorang belum mengerti suatu hal dapat membuat mereka merasa rendah diri atau malu. Penting untuk diingat bahwa tiap individu punya level pengertian dan wawasan yang bervariasi. Berilah kesabaran ekstra serta terangkan dengan metode yang lebih gampang dimengerti.


10. “Biarkan Saya Jelaskan”

Walaupun niatnya mungkin bagus untuk mendukung orang lain agar lebih memahami suatu hal, ungkapan “izin saya jelaskan” dapat tampak sebagai sikap superior dan tidak menghargai kapabilitas mereka dalam menyikapi informasi tersebut. Usahakanlah memberikan dukungan secara lebih halus, misalnya dengan bertanya “adakah aspek mana yang ingin Anda klarifikasi melalui penjelasan saya?”

Tidak menggunakan ekspresi tertentu saat berbicara sehari-hari bisa mendukung pembangunan relasi yang lebih kuat dengan orang lain. Mengetahui kekuatan dari kata-kata kita merupakan tahap pertama untuk jadi pendekat ide yang lebih handal dan digemari. Lewat pemilihan ungkapan yang lebih cermat serta penuh belas kasihan, kita mampu merancang suasana interaksi sosial yang lebih optimis dan saling hormat-menghormati.