SLO NUSANTARA, Jakarta

– Dr. Richard Lee memasak sekitar 1 ton daging ayam serta 300 kilogram daging sapi guna didistribusikan kepada masyarakat di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Acara itu diadakan oleh Richard Lee setelah konten viral dari Willie Salim.

Adegan itu diunggah ke Instagram oleh Richard Lee pada hari Kamis (27/3/2025) lalu.

Menurut kutipan dari YouTube Intens Investigasi, Richard Lee menyatakan keinginannya untuk semakin mendekat dan berinteraksi dengan masyarakat Palembang.

“Sungguh, saya ingin semakin dekat dengan komunitas ini,” jelas Richard.

Sekarang ini, kota Palembang pernah heboh karena pembicaraan tentang video memasak rendang milik Willie Salim.

Tidak sesuai dengan ekspektasi, rendang itu hilang tanpa jejak dan diambil oleh penduduk ketika Willie Salim meninggalkan tempat untuk beberapa waktu.

Narasinya di dalam karya Willie Salim justru mendapat kritikan keras. Hal ini karena Willie Salim dituduh sudah mencemarkan imej penduduk Palembang.

Setelah kontroversi itu, Richard Lee menyelenggarakan acara memasak 1 ton daging ayam dan 300 kg daging sapi yang kemudian didistribusikan kepada masyarakat.

Richard mengakui bahwa memang sempat ada ketidaknyamanan dari pihak berwenang setelah peristiwa yang terjadi dalam konten Willie Salim.

“Tetapi mungkin ada ketakutan dari petugas lokal, saya mengerti sekali,” ujarnya.

Setelah berhasil menyelenggarakan acara itu, Richard sekarang memahami dinamikanya ketika menyiapkan hidangan dalam jumlah banyak dan berinteraksi dengan publik.

Sebagai pembuat kontent, dia tentunya berkeinginan untuk memahami penduduk setempat dengan baik.

Namun menurut Richard, semangat para penduduk sebenarnya sulit ditebak.

Sesudah menyelenggarakan event ini, akhirnya saya mengerti tentang hal itu dari kedua sisi.

We really want to be close to society as content creators.

Layaknya saya di sini mendapatkan banyak pengetahuan dan baru saja menyadari bahwa keduanya memiliki perspektif yang berbeda yang perlu untuk sama-sama dipahami.

“Maka William Salim kemarin sangat pantas memiliki keinginan yang besar untuk berdekatan dengan publik, namun terkadang publik juga bisa menjadi terlalu bergairah,” jelas Richard.


(SLO NUSANTARA/TRIBUNNEWS.COM)