BAKOELWEB INDONESIA.CO

– Humor kerap digunakan sebagai sarana untuk melenyapkan ketegangan dan mempererat ikatan, namun tidak setiap individu bereaksi terhadap guyonan dengan cara yang sama. Terdapat pula mereka yang malah merasa tersinggung oleh bercandaan yang sebetulnya sederhana dan tak mengandung bahaya.

Mengapa terjadi seperti itu? Ternyata, ada latar belakang psikologis kuat yang menjelaskan respons tersebut. Seseorang yang sensitif terhadap lelucon umumnya memiliki sifat-sifat khusus yang mengubah bagaimana mereka menafsirkan gurauan.

Berdasarkan informasi dari situs web Geediting pada hari Jumat, 13 Desember, berikut ini merupakan tujuh sifat umum yang biasanya ditemukan pada orang-orang yang cenderung menafsirkan lelucon sebagai hal serius:

  1. Sensitivitas yang Tinggi

Orang dengan kepekaan yang tinggi cenderung mengalami kedalamannya sendiri daripada orang di sekitarnya. Mereka mungkin jadi sahabat atau mitra yang sangat peka terhadap perasaan, namun karakteristik tersebut pun membawa kesulitan tersendiri.

Ketika mendengarkan lelucon yang bagi sebagian orang tampak biasa, individu dengan kepekaan tinggi bisa jadi merasa tersinggung karena mereka menangkap arti yang lebih dalam dari ucapan itu. Ini bukan berarti mereka overreact, tetapi hanya mencerminkan bahwa mereka menjelajahi dunia dengan perspektif unik. Mengenali karakteristik ini dapat mempermudah pencegahan salah tafsir saat berinteraksi.

  1. Ketidakamanan (Insecurity)

Tidak adanya kepercayaan diri sering kali menjadi penyebab utama mengapa orang bisa dengan cepat marah atas lelucon. Sementara itu, individu yang curiga tentang kemampuan atau nilai pribadinya lebih mungkin merespons ejekan yang mencakup area sensitif dalam diri mereka.

Misalnya, apabila seseorang merasa kurangpercaya diri mengenai penampilannya, gurauan kecil tentang busana atau cara berpakaian mereka dapat tampak seolah-olah sebagai serangan yang mendalam. Rasa tidak aman ini menyebabkan mereka lebih sensitif dan mungkin menafsirkan lelucon itu sebagai bentuk kritikan terhadap dirinya sendiri.

  1. Cenderung Introvert

Introvert merupakan jenis karakter yang biasanya bersifat intropeksi dan penuh pertimbangan. Mereka kerap kali mengamati dan memilah-milah kondisi dengan seksama, tak terkecuali ucapan ataupun lelucon.

Oleh karena pemikiran yang intensif ini, orang bertipe introversional mungkin menganggap lelucon menjadi hal yang lebih serius dari maksud aslinya. Selain itu, mereka kerapkali mencerminkan makna dan efek dari perkataan tersebut pada dirinya sendiri, sehingga dapat menimbulkan perasaan tersinggung.

  1. Pengalaman Masa Lalu

Waktu lampau membentuk respons orang terhadap humor. Apabila seseorang memiliki riwayat dicerca atau dicemooh pada masa lalu, candaan yang mungkin tak berbahaya bisa menimbulkan ingatan negatif.

Humor yang tampaknya ringan bagi orang yang membuat lelucon bisa jadi sangat menyakitkan bagi pihak lain jika humor tersebut membawa kembali kenangan traumatik kepada mereka. Karena alasan ini, cukup penting untuk memperhatikan latar belakang seseorang sebelum kita mulai bercanda.

  1. Ketakutan Akan Ditertawakan

Banyak individu merasa cemas tentang kemungkinan dijadikan objek lelucon, suatu kondisi yang disebut gelotophobia. Rasa takut ini menjadikannya sangat rentan terhadap tindakan komedi atau guyonan yang mungkin berfokus padanya.

Walaupun tujuan candaannya bukanlah untuk menyinggung perasaan, mereka bisa saja mengira diri mereka diremehkan atau dibully. Rasa takut semacam ini biasanya bermula dari pengalaman saat masih anak-anak atau remaja dengan adanya hinaan dari pihak lain.

  1. Kecilnya Harganya Dirinya (Rendah Nilainya diri Sendiri)

Kurangnya harga diri dapat menyebabkan seseorang lebih cepat merasa terancam oleh lelucon. Mereka biasanya memandang dirinya dengan perspektif kritis dan berpikir bahwa komentar lucu itu semakin mengeraskan pandangan buruk mereka tentang diri sendiri.

Seseorang yang memiliki rasa harga diri rendah bisa jadi akan mengartikan candaan sebagai bentuk serangan atau penilaian atas kelemahan mereka, walaupun hal tersebut tidak dimaksudkan oleh orang yang bercanda.

  1. Kurangnya Kepercayaan

Keyakinan merupakan landasan dalam setiap jenis hubungan. Jika keyakinan itu hilang, lelucon sepele dapat dipandang sebagai agresi.

Orang yang tak percaya sepenuhnya terhadap pasangan atau relasi mereka condong mengartikan hal-hal lucu seolah-olah merupakan bentuk ejekan sembunyi-sembunyi. Hal ini menyebabkan mereka berpikir bahwa tawa dan gurauan diarahkan untuk memermalkan diri, daripada bertujuan membentuk ikatan sosial.

pri/jawapos.com

)