BAKOELWEB ID

– Setiap orang pasti tahu apa itu introvert dan extrovert. Namun, tahukah kamu bahwa ada perbedaan yang signifikan antara introvert dan orang yang hanya pemalu? Perbedaan ini lebih pada energi yang dimiliki.

Orang yang pemalu mungkin menghindari interaksi sosial akibat rasa cemas, sementara itu orang introvert justru lebih suka menjauh dari keramaian karena energi mereka bertambah ketika bersendirian.

Psikologi mengungkapkan bahwa orang yang cenderung ke dalam (introvert) memiliki metode khusus dalam bersosialisasi. Sebagaimana dikutip dari
Geediting
Pada hari Rabu (2/4), terdapat berbagai frase yang kerapkali digunakan dan dapat memisahkan Anda dari orang lain.


1. “Aku Butuh Waktu Sendiri”

Untuk seseorang bertipe introvert, kesendirian tak hanya merupakan suatu kenikmatan tetapi juga menjadi keperluan. Meskipun demikian, mereka bukan tipe orang yang menjauhi pergaulan atau bersifat anti-sosial; malah sering kali menikmati acara jumpa dengan orang lain serta percakapan sosial. Hanya saja, beda tipikal dalam hal bagaimana mereka memulihkan vitalitasnya. Sedangkan untuk ekstrovert dapat mengambil energi positif dari suasana ramai, para pemilik jiwa introvert justru akan merasa bertenaga kembali saat duduk sendirian di lingkungan sunyi dan damai.

Berdasarkan temuan Dr. Marti Olsen Laney, otak para introvert menangani stimulasi lewat rute yang jauh lebih panjang daripada ekstrovert. Ini membuat prosesnya menggunakan lebih banyak tenaga, menjadikan introvert kerap kali merasa letih pasca bersosialisasi. Oleh karena itu, ketika seorang introvert menyampaikan kalimat, “Saya perlu waktu sendirian,” tujuannya tak hanya terbatas pada penghindaran interaksi semata, tetapi juga sebagai metode bagi mereka untuk meregenerasi stamina.


Bolehkah Kami Mengatur Ulang Jadwal?

Kalimat ini kerap dimengerti keliru sebagai dalih untuk menolak bergaul. Sebenarnya, bagi seseorang yang cenderung lebih tertutup diri, hal ini merupakan metode agar bisa terlibat secara sungguh-sunguh. Usai seharian dipenuhi dengan rapat ataupun pergaulan, mereka mungkin merasa amat letih. Karena itu, usulan untuk menggeser jadwal tak selalu mencerminkan ketidakinginan bertemu, tetapi malahan mereka ingin memastikan pertemuan tersebut efektif dan berkualitas.

Introvert lebih menekankan pada kualitas interaksi dibandingkan dengan jumlahnya. Oleh sebab itu, apabila mereka minta untuk merencanakan ulang suatu janji temu, hal tersebut dikarenakan mereka berharap dapat memberikan fokus lengkap saat bersua, dan bukannya lantaran kurang antusias atau minat.


3. “Lebih Senang Aku Tulis Ketimbang Berkata”

Untuk orang-orang bertipe introvert, menulis menjadi metode ekspresi pilihan yang lebih baik. Sebuah penelitian oleh Universitas Maryland mencatat bahwa para individu bertipe introvert memiliki kadar material abu-abu yang lebih tinggi pada korteks prefrontal—daerah otak yang berperan penting dalam proses pemikiran konseptual serta pembentukan keputusan. Ini mungkin memberikan wawasan tentang alasan mengapa para introvert cenderung mendapati kenyamanan melalui aktivitas tulis-menulis; hal tersebut membolehkan mereka merenungi dan merumuskannya kata demi kata secara sistematis dan rapi.

Oleh karena itu, ketika seseorang bertipe introvert berkata, “Saya preferensi pada menulis dibandingkan bicara,” hal tersebut tidak selalu bermakna mereka pendiam. Mereka cuma merasakan kalau penulisan merupakan metode komunikasi yang lebih baik bagi diri mereka sendiri.


4. “Lebih Senang Dengar Aku”

Mendengarkan merupakan keahlian yang umum dimiliki para pemilik sifat introversional. Ketika mereka berkata, “Lebih suka mendengarkan,” hal tersebut tak berarti bahwa mereka tidak memiliki pandangan pribadi. Justru sebaliknya, mereka sungguh-sungguh merasakan kenikmatan pada aktivitas mendengarkan serta mencerna informasi dari individu lain secara lebih intensif. Para pemegang karakteristik introverted biasanya jago dalam aspek pendengaran dan kerap mampu membina dialog yang bernilai akademis tinggi dikarenakan perhatian total terhadap seluruh elemen-elemen pembicaraan.

Orang introvert belum tentu menjadi individu yang sangat loquacious, namun keahlian mereka dalam mendengarkan secara cermat membuat mereka sahabat, mentor, atau malahan konselor yang fantastis. Mengindera kata-kata orang lain merupakan metode interaksional yang paling natural bagi mereka.


5. “Saya Menyukai Waktuku Bersendirian”

Kalimat ini menjelaskan bagaimana seseorang bertipe introvert dapat merasa puas dengan keadaannya sendiri. Mereka tak merasa terisolasi, malah mendapatkan ketenangan saat berdiam di tempat sunyi. Melalui momen-momen hening tersebut, para introvert memiliki ruang untuk memikirkan hal-hal lebih dalam, menyusun pikiran-pikiran mereka, serta mengerjakan konsep-konsep kreatif baru.

Hal ini tidak berarti bahwaorang yang pendiam itu tidak menghargai ketersediaan orang lain. Akan tetapi, baginya, memiliki waktu sendirilah yang dapat membantu membangun semangatnya serta mencapai ketenangan jiwa.


6. “Mari Menginap di Rumah Malam Ini”

Untuk tipe pendekat introvert, kegiatan sosial yang seramai apapun dapat membuat mereka merasa lelah. Terkadang, pilihan mereka adalah tetap berada di dalam rumah, menikmati momen sunyi bersama buku ataupun film kesukaannya. Meminta seseorang datang dan bermalam di rumah tidak selalu menandakan penolakan akan bertemu, melainkan ungkapan nyaman serta keyakinan kepada individu tersebut.

Untuk orang-orang bertipe introversional, tinggal di dalam rumah menawarkan kesempatan bagi mereka untuk bersantai tanpa adanya beban akibat rangsangan luar yang terlalu banyak. Hal ini menjadi metode mereka untuk memulihkan tenaga sambil tetap menjauhkan diri dari rasa cemas atau stres.


7. “Saat Ini Aku Sedang Berpikir Tentang Sesuatu…”

Jika seorang introvert memulai pembicaraan dengan kalimat tersebut, waspadalah karena konversasi akan menjadi sangat mendalam. Introvert biasanya sudah menghabiskan waktu lama untuk memikirkan apa yang akan diucapkannya. Mereka senang melakukan pemikiran terdalam, dan saat mereka tertarik berbicara, artinya mereka telah mencerminkan topiknya secara sungguh-sungguh.

Kalimat ini menampilkan pandangan ke dalam alam pikir seseorang yang bersifat pendiam, menyajikan ilustrasi mengenai cara mereka merumuskan analisis dan mencerminkannya secara teliti terhadap beragam aspek.


8. “Saya Benar-benar Memandang Tinggi Kebersamaan Kita”

Mungkin introvert tak punya begitu banyak sahabat, tapi mereka amat menghormati setiap hubungan yang dimiliki. Mereka biasanya lebih condong ke arah mencari nilai dibanding jumlah dalam pergaulan sosial. Apabila seseorang dengan kepribadian introvert menyampaikan kalimat tersebut, berarti mereka sungguh-sungguh menilai eratnya ikatan tersebut.

Untuk seseorang bertipe introvert, persahabatan yang erat dan bernilai lebih penting dibandingkan dengan punya banyak teman namun hanya bersifat permukaan. Ketika mereka menunjukkan perasaan penghargaan tersebut, hal itu menandakan betapa istimewanya posisi Anda dalam hidup mereka.

Sebagaimana sudah kita amati, cara berbahasa dan bersosialisasi orang-orang introvert kerap kali dipandang keliru. Akan tetapi, apabila kita menyediakan sedikit waktu untuk menginterpretasinya, maka kita akan mengekspos alam bawah sadar mereka yang diisi oleh pikiran-pikiran kompleks serta interaksi yang signifikan.

Kutipan-kutipan yang kerap digunakan oleh orang-orang introvert sesungguhnya tidak hanya terdiri dari sekedar perkataan, melainkan juga menjadi pintu masuk ke dalam pikirannya serta bagaimana mereka bersosialisasi dengan lingkungan sekeliling. Sebagaimana yang dinyatakan Carl Jung, “Perjumpaan antara dua karakter pribadi mirip ketika dua bahan kimia bertemu; apabila terjadi reaksi, kedua-duanya pastilah mengalami perubahan.”

Dengan mengetahui dan mengapresiasi ungkapan-ungkapan tersebut, kita bisa menciptakan hubungan yang lebih erat dan bernilai dengan orang-orang pendiam di lingkaran sosial kita. Oleh karena itu, ketika Anda melihat seseorang bertipe introvert menyampaikan “Saya perlu ruangan untuk diri saya sendiri” atau “Lebih baik jika saya hanya mendengarkan,” pikirkan bahwa hal-hal semacam itu merupakan metode mereka dalam bersosialisasi. Mereka berkomunikasi secara tenang, dan biasanya, momen-momen seperti itu memiliki nilai tersendiri.