JAKARTA, BAKOELWEB INDONESIA

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk yang juga dikenal sebagai SMCB melaporkan laba operasional sebesar Rp 745 miliar di tahun 2024.

Selama periode tersebut, perusahaan anak dari Semen Indonesia ini telah mengumpulkan total volume penjualan semen dan terak sebanyak 13,19 juta ton.

Total penerimaan yang direkam sebesar Rp 11,82 triliun dengan keuntungan bruto mencapai Rp 2,55 triliun.

Walaupun menghadapi tekanan dari penjualan dan situasi industri yang sulit, manajemen keuangan yang efisien memungkinkan Perusahaan untuk mereduksi bebannya secara finansial sebesar 2,2% jika dibandingkan dengan tahun 2023.

Direktur Utama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Asri Mukhtar menyebutkan bahwa perusahaan akan tetap menekankan pada peningkatan keunggulan kompetitif di segala sektor serta kerjasamanya dengan Semen Indonesia.

“Bangun Indonesia juga sedang merancang taktik guna meningkatkan kemampuan bersaing pada tahun ini dengan menciptakan produk-produk ramah lingkungan dan inovatif, fasilitas yang membantu konsumen seperti layanan perbankan daring, serta peningkatan efisiensi dan keandalan produksi demi menjaga tingkat laba,” jelas Asri melalui pernyataan formal, dilaporkan Minggu (31/3/2025).

Selanjutnya, kesanggupan serta konsentrasi Solusi Bangun Indonesia dalam menerapkan asas keberlanjutan tidak terlepas dari dasar yang kuat. Asri Mukhtar menekankan bahwa pentingnya keberlanjutan dan peralihan menuju industri ramah lingkungan telah menjadi suatu keharusan.

“Orientasi pembangunan sekarang bukan hanya tentang kekuatan struktural, tetapi juga harus bersahabat dengan lingkungan,” tambahnya.

Komitmennya ditunjukkan Solusi Bangun Indonesia lewat pencapaian dua penghargaan PROPER Emas bagi Pabrik di Cilacap, Jawa Tengah, dan Pabrik di Lhoknga, Aceh yang dikelola oleh perusahaan anak PT Solusi Bangun Andalas, bersama dengan satu PROPER Hijau untuk Pabrik di Tuban, Jawa Timur dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Perusahaan juga terus-menerus mengembangkan kesempatan bagi penggunaan lebih banyak bahan bakar alternatif seperti biomassa, bahan bakar cair hasil daur ulang sampah (refuse-derived fuel/ RDF), serta limbah industri yang cocok sebagai ganti bahan bakar fosil dan sumber daya alam alternatif.

Sepanjang tahun 2024, Solusi Bangun berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 16,6% menjadi 572 kg CO2 per ton semen setara dari dasar pengukuran pada tahun 2010 yang mencapai 685 kg CO2 per ton semen setara.

Dalam mengatasi hambatan seperti pasar domestik yang menyusut dan penurunan kemampuan konsumen membeli, perusahaan anak dari Semen Indonesia menonjolkan pendekatan keberlanjutan sebagai nilai unggul utama di dalam prosesnya. Hal itu dilakukan guna mendukung penggunaan bahan bangunan dengan dampak lingkungan minimal bagi sejumlah proyek pembangunannya para klien.

Berikut adalah beberapa kendala yang dihadapi oleh industri semen nasional, yaitu tingginya kompetisi dalam pasar lokal serta adanya surplus pasokan (market oversupply) yang signifikan.

Asosiasi Semen Indonesia melaporkan bahwa volum penjualan semen di dalam negeri pada tahun 2024 sebesar 64,9 juta ton, mengalami penurunan sebesar 0,9% dari angka 65,5 juta ton yang dicapai pada tahun 2023.